A. PENDAHULUAN
Filsafat
merupakan induk dari segala ilmu, dengan demikian ranah dari filsafat sangatlah
luas. Pembagian mengenai filsafat sangatlah beraneka ragam, ada yang membagi
filsafat menurut isi-isi persoalan, wilayah awal, zaman pekembangannya, maupun
objek dalam filsafat itu sendiri. Karena filsafat merupakan kebebasan dalam
olah pikir. Pengertian lain
menyebutkan bahwa filsafat adalah pandangan hidup seseorang
atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Filsafat
dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun
historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat,
sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Perkembangan ilmu
pengetahuan dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aliran-aliran
pemikiran filsafat barat. Dalam perkembangannya tersebut,
terdapat tokoh-tokoh yang banyak berperan dan memberikan kontribusi yang
berarti, baik berupa ide maupun gagasan dalam filsafat.
B. PEMBAHASAN
Aliran filsafat matematika terbagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu pada
masa Yunani Kuno, Masehi, Jaman Kegelapan, Jaman Pengerahan, Awal Jaman Modern,
Jaman Modern, Jaman Post Modern, dan Jaman Post Post Modern.
1.
PEMIKIRAN
FILSAFAT ZAMAN FILSAFAT YUNANI
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6
SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa suatu kebenaran lewat akal pikir (logos)
tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongengdongeng).
Setelah pada abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya
mitos. Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu
kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal
yang sifatnya mitologi. Timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle, yang
nantinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.
Zaman Yunani terbagi Periode Yunani Kuno
diisi oleh Ahli pikir alam (Thales, Anaximandros, Pythagoras, Xenophanes, dan
Democritus) dan pada Periode Yunani Klasik diisi oleh Ahli pikir seperti
Socrates, Plato, dan Aristoteles.
1.
Yunani
Kuno
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut
periode filsafat alam. Karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para
ahli pikir alam. Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari
Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil.
a.
Thales (625 – 545 SM)
Salah satu jasanya yang besar adalah
meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Menurut pendapatnya semua yang
berasal dari air sebagai materi dasar kosmis semua berasal dari air, dan
semuanya kembali menjadi air. Bahwa bumi terletak di atas air, dan bumi
merupakan bahan yang muncul dari air dan terapung di atasnya.
b.
Anaximandros (640 – 546 SM)
Ia merupakan orang pertama yang membuat
peta bumi. Pemikiranya, dalam memberikan pendapat tentang arche (asas
pertama alam semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsure yang dapat
diamati oleh indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak
dapat diamati indera, yaitu to apeironi yang tak terbatas.
c.
Phytagoras (+ 572 – 497 SM)
Pemikiranya, substansi dari semua benda
adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dan
perbandingan-perbandingan matematis. Ia mengemukakan bahwa setiap bilangan
dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri. Phytagoras lah yang
mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang
teratur.
d.
Heraclitos (535 – 475 SM)
Ia lahir di Ephesus, ia mendapat julukan
si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Pemikiran
filsafat nya terkenal dengan filsafat menjadi.
Ucapannya yang terkenal: Panta rhei
kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan
tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alsannya,
karenaair sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yangberada
dibelakangnya.
Heraclitos yang mengemukakan pendapatnya
bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa arche
(asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai
lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang
ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu
apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adana api tetap ada. Segala
sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api. Menurut pendapatnya, di
dalam arche terkandung sesuatu yang
hidup (seperti roh) yang disebutnya sebagai logos (akal atau semacam
wahyu).
e.
Parmenides (540-475 SM)
Ia lahir di kota Elea, dialah yang
pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being). Menurut
pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan
perubahan. Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi
tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada
adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan.
Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada
saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Jadi, yang ada (being) itu
satu, umum, tetap, dan tidak dapat dibagi-bagi karena membagi yang ada akan
menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin.
f.
Democritus (460 – 370 SM)
Pemikirannya adalah bahaw realitas
bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga.
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat kecil yang disebut
atom. Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada
ruang kosong. Maka, Democritus berpendapat bahwa
realiatas itu ada dua, yaitu atom itu
sendiri (yang penuh) dan ruang
tempat atom bergerak (yang kosong).
2.
Yunani
Klasik
Pada periode Yunani Klasik ini semakin
besar minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mngawali periode Yunani Klasik
ini adalah Sofisme. Sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya
cerdik pandai. Keahliannya dalam bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama
tentang kosmos.
Antara kaum Sofis dengan Socrates
mempunyai hubungan yang erat sekali. Mereka itu hidup sezaman, pokok permasalahan
pemikiran meraka juga sama, yaitu manusia. Perbedaan antara kaum Sofis
denganSocrates adlah bahwa pemikiran filsafat Socrates sebagai suatu raksi dan
kritik terhadap pemikiran kaum Sofis.
a.
Socrates
Ia anak seorang pemahat Sophroniscos,
dan ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaanya seorang bidan. Istrinya
bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang judes (galak dan keras).
Setiap mengajarkan pengetahuannya socrates tidak memungut bayaran kepada
murid-muridnya. Maka ia kemudian oleh kaum sofissendiri dituduh memberikan
ajaran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara.
Kemudian ia ditangkap dan akhirnya dihukum mati dengan minum racun pada umur 70
tahun yaitu pada tahun 399 SM.
Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki
manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan
rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua
hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.
b.
Plato (427 – 347 SM)
Sebagai titik tolak pemikiran
filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang
berubahubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenidas). Pengetahuan yang
diperoleh lewat indra disebutnya pengetahuan indra, pengetahuan yang diperoleh
lewat akal disebut pengetahuan akal.
Dunia Ide dan Dunia Pengalaman
Plato menerangkan bahwa manusia itu
sesungguhnya berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak
tetap, serta dunia ide yang bersifat tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia
realitas itu adalah dunia ide. Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa
masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya. Masalah
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai
penciptanya.
b.
Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang
diperbuat manusia.
c.
Tuhan hanya dapat diketahui dengan cara
negatif, tidak ada ayat,tidak ada anak dan lain-lain.
d.
Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari
tidak mempunyaiperaturan menjadi mempunyai peraturan.
Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato
adalah pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam Polites dan Nomoi. Konsepnya
tentang etika sama seperti Socrates, yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah
hidup yang baik (eudaimonia atau wellbeing).
c.
Aristoteles (384 – 322 SM)
Jika Plato lebih memusatkan
perhatian pada ilmu pasti, maka perhatian Aristoteles diarahkan kepada ilmu
ilmu pengetahuan alam dengan mengumpulkan bukti konkret (real). Karena itu,
Aristoteles dikenal sebagai pencetus paham realisme.
Aristoteles menantang idealisme
Plato dengan terang-terangan dalam perdekatan empirisnya dalam mempelajari alam
. Oleh karena itu Aristoteles juga dikenal sebagai Bapak Empirisme.
Aristoteles menganggap ilmu sebagai pengalaman (dalam elegi konferensi internasional
imajiner).
2.
PEMIKIRAN FILSAFAT ZAMAN KEGELAPAN
Filsafat Barat Abad Pertengahan (476 –
1492) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap”. Ciri-ciri pemikiran filsafat
barat abad pertengahan adalah :
a.
Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
b.
Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran
Aristoteles
c.
Berfilsafat dengan pertolongan
Augustinus dan lain-lain.
Setelah
filsafat Yunani kuno berakhir, muncul filsafat abad pertengahan di mana
filsafat identik dengan agama, hingga pemikiran filsafat menjadi satu dengan dogma
agama. (Hamdan Akrumullah). Kebenaran dalam filsafat dikuasai oleh Gereja,
pemikiran mengenai ilmu pengetahuan dicampuradukan dengan unsur spiritual.
Akibatnya, abad pertengahan sangat identik dengan zaman gelap. Banyak
pemberontakan terjadi pada masa ini. Pemberontakan diawali oleh Capernikus yang
terkenal dengan Capernican Revolution Theory. Pemberontakan Capernicus
menghantarkan zaman gelap filsafat menuju masa pencerahan. Tokoh-tokoh yang
terkenal adalah Galileo-Galilei, Brunner, Rene Descrates, David Hume.
a. Rene Descrates (Rasionalisme)
Rene Descrates sangat terkenal
dengan semboyannya ‘Cogito ergo sum’ yang artinya jika aku berpikir,
maka aku ada. Dalam keragua-raguannya ia menemukan suatu kepastian yaitu bahwa
ia sedang berpikir. Karena ia berpikir, maka ia ada (Burhanuddin Salam,
2005:113). Karena Rene Descrates terlalu mengagungkan rasionya maka aliran
Descrates dikenal dengan nama Rasionalisme.
Filsafat menurut Descrates meliputi:
ukuran-ukuran kepastian, adanya Tuhan, sifat-sifat jiwa, dan susunan jiwa
manusia. Sifatnya sangat rasionalis dan metode yang digunakan sangat
matematis. Mengenai pengetahuan,
pengetahuan datang dari deduksi rasional yang logis. Ide-ide bawaan memberikan
satu-satunya dasar kokoh pengetahuan. Ketika menghadapi masalah maka
dihubungkan kepastian logisnya dengan kenyataan. Pernyataan-pernyataan bersifat
analitik sehingga pengetahuan merupakan apriori
b. David Hume (Empirisme)
David Hume merupakan salah satu
pengikut paham empirisme yang tidak menyukai metafisika. Semua pengetahuan
bersumber dari pengalaman yang tidak mempunyai ide bawaan.
Pernyataan-pernyataan bersifat sintetik dan pengetahuan bersifat aposterior.
Ajaran ilmu pengetahuannya ditujukan
untuk menentang seluruh ajaran Descrates dan pengikutnya(Spinoza dan Leibniz).
yaitu mengenai kausalitas. Menurutnya hukum sebab akibat hanyalah hasil
kebiasaan (Burhanuddin Salam, 2005:164). Oleh karena itu, David Hume
terkenal dengan penentang hubungan sebab-akibat.
3.
PEMIKIRAN FILSAFAT ZAMAN PENCERAHAN
Di
awali dengan pemberontakan oleh Copernicus yang menghantarkan zaman gelap
menuju zaman pencerahan. Kebangkitan matematika pada abad 15 sejalan dengan
kebangkitan pemikiran para filsuf sebagai anti tesis abad gelap dimana
kebenaran didominasi oleh Gereja. Maka Copernicus merupakan tokoh pendobrak
yang menantang pandangan Gereja bahwa bumi sebagai pusat tata surya, dan
sebagai gantinya dia mengutarakan ide bahwa bukanlah Bumi melainkan Mataharilah
yang merupakan pusat tata surya, sedangkan Bumi mengelilinginya. Jaman kebangkitan
ini kemudian dikenal sebagai Jaman Modern, yang ditandai dengan munculnya
tokoh-tokoh pemikir filsafat sekaligus matematikawan seperti Immanuel Kant,
Rene Descartes, David Hume, Galileo, Kepler, Cavalieri, dst.
4.
PEMIKIRAN FILSAFAT AWAL ZAMAN MODERN
Pada masa pencerahan terdapat dua
paham yang dipertentangkan, yaitu paham Rene Descrates dan David Hume. Hasil
pertentangan keduanya disatukan oleh Imanuel Kant yang menandai masa modern.
Pada masa modern para filsuf menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat.
Immanuel Kant menyebut dirinya
sebagai antinomi, transendentalis, kontradiksi, ketegori, dan neumena-fenomena.
Sumbangan terbesarnya adalah paham Kantinsime (Transendentalis) yang menyatukan
paham empirisme dan rasionalisme.
Pengetahuan datang dari sintesis
antara pengalaman dan konsep. Tanpa indera, manusia tidak akan sadar akan objek
yang dipelajarinya, tetapi tanpa pemahaman, manusia tidak akan membentuk
pengertian mengenai objek tersebut. Ajarannya mengenai asas pokok kesusilaan
adalah imperatif kategoris, artinya manusia melakukan sesuatu atas dasar
perintah dalam diri, tanpa memandang sebab akibatnya, cara berbuatnya, dan
sebagainya.
5.
PEMIKIRAN FILSAFAT ZAMAN MODERN
Hasil
pertentangan yang terjadi pada awal zaman modern akhirnya dapat disatukan oleh
Imanuel Kant yang menandai datangnya masa modern. Pada masa modern para filsuf
menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat.
6.
MASA
POST-MODERN, HINGGA SEKARANG
Filsuf yang terkenal salah satunya
adalah Auguste Comte. Pada masa ini teks menjadi tema sentral diskursus para
filsuf (Hamdan Akrumullah). Auguste
Comte terkenal dengan aliran pisitivismenya yang berpangkal pada Kant. Menurut
Burhanuddin Salam, Auguste Comte menjadikan positivisme suatu sistem di mana
sosiologi memperoleh kedudukan yang istimewa. Menurut Comte, budi manusia
berkembang dari tahap teologis (segala sesuatu dijelaskan dengan kekuasaan ilahi) melalui tahap metafisik (kekuasan
ilahi menjadi esensi atau kekuatan abstrak) ke tahap akhir positif (hanya
fenomena dan keterkaitan antarfenomena yang diperhitungkan. Segala sesuatu di
luar pengalaman tidak relevan (Richard Osborne dalam P. Hardono Hadi,
2005:135).
Orang yang mempelajari filsafat
semakin tidak terhitung, sehingga banyak filsuf-filsuf yang terabaikan. Namun
demikian, filsafat semakin berkembang seiring dengan perkembangan manusia.
Hasil dari filsafat post-post modern, post-post-post modern adalah munculnya
cabang-cabang khusus filsafat. Cabang-cabang khusus tersebut lebih dikenal
dengan ilmu bidang seperti; fisika, matematika, biologi, dsb. Hasil pemikiran
dalam berfilsafat menghasilkan teori-teori yang sampai saat ini terus
dikembangan, diantaranya adanya pembagian kategori, analitik, dsb.
Aliran-aliran dalam filsafat semakin
berkembang sesuai dengan objek yang didefinisikan. Ada aliran utilitarian,
kapitalisme, hedonisme, instanisme, dan lain sebagainya.
a.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah mashab pemikiran
filsafat ilmu yang dipelopori oleh C.S Peirce, William James, John Dewey,
George Herbert Mead, F.C.S Schiller dan Richard Rorty. Tradisi pragmatisme
muncul atas reaksi terhadap tradisi idealis yang dominan yang menganggap
kebenaran sebagai entitas yang abstrak, sistematis dan refleksi dari realitas.
Pragmatisme berargumentasi bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu pengetahuan
transendental dan menggantinya dengan aktifitas manusia sebagai sumber
pengetahuan. Bagi para penganut mashab pragmatisme, ilmu pengetahuan dan
kebenaran adalah sebuah perjalanan dan bukan merupakan tujuan.
b.
Utilitarian
Utilitarian adalah paham yang
berdasarkan atas asas manfaat.
c.
Kapitalisme
Kapitalisme adalah paham yang
berdasarkan kekuasaan/ dibangun berdasar pemodalan.
d.
Hedonisme
Hedonisme adalah paham yang hanya
mengejar kenikmatan dunia.
C. PENUTUP
Aliran filsafat pada dasarnya
merupakan hasil pemikiran seseorang atau beberapa orang ahli filsafat tentang
sesuatu yang membangun pandangan hidup masa tersebut. Sehingga mengakibatkan
latar belakang filsafat yang berbeda-beda antara filosof yang satu dengan
filosof yang lain sesuai dengan pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran
masing-masing filosof. Filsafat dapat berbentuk cita-cita atau idealisme yang
bertujuan meninggalkan suatu pola kehidupan tertentu. Pada bidang filsafat awal
mula timbulnya filsafat berasal dari rasa ingin tahu yang kemudian terbentuk
mitos yang dipercayai oleh orang-orang dahulu sebagai suatu yang benar adanya.
Ditinjau
dari sudut sejarah, filsafat memiliki empat periodisasi. Periodisasi ini
didasarkan atas corak pemikiran yang dominan pada waktu itu. Pertama, adalah
zaman Yunani Kuno, ciri yang menonjol dari filsafat Yunani kuno adalah
ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai
ikhtiar guna menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya
gejala-gejala. Kedua, adalah zaman Abad Pertengahan, ciri pemikiran filsafat
pada zaman ini di sebut teosentris. Para filosof pada masa ini memakai
pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma-dogma agama Kristiani, akibatnya
perkembangan alam pemikiran Eropa pada abad pertengahan sangat terkendala oleh
keharusan untuk disesuaikan dengan ajaran agama, sehingga pemikiran filsafat
terlalu seragam bahkan dipandang seakan-akan tidak penting bagi sejarah
pemikiran filsafat sebenarnya. Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof
zaman ini menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak
filsafat zaman ini lazim disebut antroposentris. Filsafat Barat modern dengan
demikian memiliki corak yang berbeda dengan filsafat Abad Pertengahan. Letak
perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan.
Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja
dengan dogma-dogmanya, maka pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak
pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman modern tidak mau
diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya
sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan gerejanya
serta Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut.
DAFTAR PUSTAKA
http://berbagiresume.blogspot.com/2012/04/pengertiansejarah-dan-perkembangan.html
diakses tanggal 10 Oktober 2012 pukul 12.00 wib
http://depary.blogspot.com/2008/03/utilitarianisme.html
diakses tanggal 12 Oktober 2012 pukul 19.55 wib
http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/08/filsafat-zaman-yunani-kuno.html
diakses tanggal 12 Oktober 2012 pukul 19.55 wib
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html
diakses pada tanggal 11 Oktober 2012 pukul 15.00 wib.
http://wikiindonesia.org/wiki/Hegelianisme
diakses pada tanggal 11 Oktober 2012 pukul 15.20 wib.
A new gambling spot: The best, worst, and most likely
BalasHapusIn a country where gambling is on the rise, 경산 출장샵 the 논산 출장샵 gambling sector has 김해 출장마사지 been 서귀포 출장샵 booming, resulting in numerous cases in the form 세종특별자치 출장안마 of fixed-odds