Perkuliahan Filsafat
Pendidikan Matematika oleh dosen kami, Prof. Dr. Marsigit diawali dengan ujian
yang berkaitan dengan filsafat dan tokoh-tokohnya. Kemudian dilanjutkan dengan
mahasiswa dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan tentang sesuatu yang belum
diketahui. Disini Pak Marsigit akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Semua mahasiswa mengumpulkan pertanyaannya masing-masing. Tetapi karena
keterbatasan waktu, maka tidak semua pertanyaan tersebut dapat terjawab.
Berikut adalah uraian pertanyaan yang mendapatkan jawaban.
1. Apa
yang dimaksud dengan hakikat angin?
Objek filsafat itu berdimensi, cara
mengetahui pun berdimensi. Dimensi yang paling primitif adalah dimensi intuisi.
Misalnya sejak kapan kamu kenal dengan angin? Kalau kamu tidak dapat mengatakan
sejak kapan, itu berarti kamu termasuk kaum intuisionisme, karena kamu
mengetahui angin secara intuisi. 80-90% hidup kita adalah intuisi. Selain itu
adalah definisi. Sejak kapan ada definisi enak? Apakah harus ada definisi enak
itu apa? Enak tidak perlu didefinisikan, karena anak usia 1,5 tahun saja sudah
tahu bagaimana itu enak. Contoh selain itu adalah besar, kecil, banyak, cantik,
tampan, dll.
2. Apa
hakekat dari perceraian?
Contohnya adalah kasus yang menimpa
Bupati Garut yang bisa dijadikan sebagai referensi. Apakah dapat kita
mengetahui kalimat sehari-hari tentang bercerai? Dimana kita bisa melihat momen
resminya. Misalnya undang-undang perkawinan, secara formal dikatakan cerai
adalah apa. Secara spiritual, Tuhan tidak menyukai orang-orang yang bercerai.
Jadi spiritualnya ada, normatifnyapun juga ada. Normatifnya berkaitan dengan
baik, buruk, manfaat, dan ruginya.
3. Jika
seseorang telah menikah, kemudian suami/istri dan orang tua membutuhkan bantuan
dalam waktu yang bersamaan, manakah yang harus diutamakan?
Yang harus diutamakan adalah
komunikasi. Ini merupakan masalah komunikasi, dimana orang tersebut harus
pandai mengkonunikasikan keadaan, baik dengan suami/istri maupun dengan orang
tua, sehingga salah satunya bisa untuk mengerti tanpa merasa diabaikan.
Komunikasi yang baik sangatlah penting, sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa
hidup adalah komunikasi.
4. Apakah
adab kepercayaan dan keyakinan dalam tinjauan masalah agama?
Ada term yang berkembang, misalnya
aceng. Disini ada pengertian yang ia sudah dikonotasikan negatif, misalnya
seseorang sampai tidak mau disamakan dengan sesuatu yang merupakan milik aceng.
Itu yang disebut dengan term. Sampai mungkin suatu saat ada seseorang yang
diberi label aceng, misalnya acengnya Yogyakarta, dll sebagai akibat dari
konotasi negatif yang melekat pada aceng. Begitu pula dengan kepercayaan.
Kepercayaan naik pangkat. Term bisa berkembang. Naik pangkat, naik derajat.
Setelah kemudian timbul persoalan dan kesepakatan. Itu yang kemudian disebut
dengan kepercayaan atau aliran kepercayaan. Sebelum adanya itu, pengertian
kepercayaan masih campur dengan keyakinan.
5. Bagaimana
menyikapi sebuah kekalahan agar tidak semakin terpuruk?
Kasus penembakan di amerika, dia
berbicara apapun kalau dia sejajar atau setara tidak akan didengarkan, satu
satunya orang yang akan didengarkan dalah penguasa nomer satu di amerika yaitu
Barak Obama dan para pendeta. Kalau sesama tetangga ya kadang – kadang
didengarkan. Maka bagaimana menyikapi kekalahan ada dua macam cara, yaitu
ikhtiar dan berdoa.
6. Bagaimana
cara menumbuhkan semangat ketika gagal?
Pertama setiap hal yang ada dan
yang mungkin ada dapat dipakai sebagai motivasi. Apapun hal tersebut dapat
dijadikan sebagai motivasi. Misalkan apabila kita melihat tv, melihat orang
yang sakit pembuluh darah, ada dua pasien, yang pertama dari Vietnam menderita
sakit pembuluh darah dipipi dan dikira kanker. Kalau melihat seperti itu
menyebabkan kita untuk mengucap syukur masih diberi kesehatan. Penderita yang
kedua menderita sakit dikaki. Jadi apapun yang ada di sekitar kita dapat
dijadikan sebagai motivasi.
Yang kedua adalah kita menentukan
tujuan, mengetahu kedepan apa yang akan terjadi, prospek kesempatan pekerjaan,
kompetisi, apabila kita lulus tertunda 1 tahun, maka kita akan kehilangan
kesempatan bekerja sekian persen karena sudah ditempati oleh orang lain.
Yang selanjutnya adalah
menyampaikan keluh kesah kita kepada orang yang kita percaya.
7. Mengapa
ada pro dan kontra, apakah penyebabnya?
Pro dan kontra adalah kodrat atau
sunatullah. Tuhan menciptakan siang dan malam, laki – laki dan perempuan.
Itulah hidup harus ada pro konta. Pro konta dalam pikiran adalah ilmu, sedangkan
prokonta dalam hati itu adalah godaan.
8. Apa
hakekat dari perubahan?
Hakekat adalah ontologinya.
Perubahan dalam ilmu bidang adalah perubahan bentuk, perubahan warna. Misal
telur rebus dari warna putih dapat menjadi hitam karena gosong. Kata – kata
berubah merupakan pengertian intuitif. Misalkan merubah posisi duduk.
9. Jika
ada dua orang, satu orang tua dan anak muda. Disatu sisi orang tua dapat
disebut dewa bagi yang lebih muda dilihan dari sisi pengalamannya, tetapi
apabila dilihat dari sisi pendidikan anak muda dapat menjadi dewa dari orang
tua. Syarat seperti apakah seseorang dapat disebut dewa?
Dewa itu sesuai ruang dan waktu.
Setiap hal, setiap yang ada dan yang mungkin ada dapat disebut dewa. Dewa itu
berdimensi. Ada hal yang tidak dapat dikalahkan adalah usia. Tidak ada yang
dapat mengejar usia.
10. Bagaimana
membedakan hasil berfikir filsafat dengan hasil telaah dari suatu bidang ilmu?
Cara membedakan Hasil berfikir
filsafat dapat dilihat dari kerangkanya. Filsafat itu ontology, epistimologi
dan aksiologi. Yang kedua adalah berfilsafat adalah hasil pemikiran para
filsuf. Yang ketiga, berfilsafat adalah intensif dan ekstensif. Ekstensif
mnyebabkan pandangan dari berbagai sudut atau kata lain berdimensi.
11. Mengapa
banyak gejala alam dimuka bumi yang semakin kompleks?
Bagi orang tua, semakin pikun
semakin sederhanan, karena banyak yang dilupakan. Bagi anak muda kalau semakin
kompleks itu semakin paham.
12. Apakah
segala yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini merupakan ciptaan tuhan?
Segala yang ada dan yang mungkin
ada merupakan sebagian dari siptaan tuhan. Ciptaan tuhan yang lain adalah
keyakinan, rahmat dan lain – lain.
Yang mungkin ada dalam diri kita
belum seberapa, oleh karena itu kita tidak boleh sombong. Misal kita hidup
lebih dari seratus tahun, tapi hal tersebut masih 0.000000 sekian persen dari
ciptaan tuhan.