Rabu, 10 Oktober 2012

Adab Dalam Berfilsafat


 RESTI SAFITRI
09301241012
P’MATSUB 2009


Filsafat adalah olah pikir, olah pikir  yang refleksif. Kuliah filsafat pendidikan matematika adalah kuliah yang bersifat  refleksif. Kuliah refleksif maksudnya mengungkapkan kembali hasil dari perkuliahan dan ditulis dengan kalimat sendiri.
Mengapa filsafat penting untuk di pelajari? Karena filsafat meniru terminologi dunia, dengan kata- kata dunia, kita  bisa taruh dunia di depan apapun, sebagai contoh dunia wanita ,dunia anak – anak, dunia kelistrikan, dunia binatang, dunia bisnis,  dan lain-lain. Demikian juga dengan filsafat juga bisa di letakkan di depan  apapun, sebagai contoh adalah filsafat manusia, filsafat hewan, filsafat pen didikan matematika, filsafat agama, filsafat tumbuhan bahkan filsafat Tuhan. Hal ini di karenakan filsafat adalah olah pikir, karena filsafat olah pikir maka kita dapat memikirkan apapun, walaupun terbatas bahkan memikirkan Tuhan meskipun terbatas karena harus ada adabnya .Pengertian adab adalah tata cara.
Filsafat adalah ilmu yang multirupa,  ilmu filsafat ilmu yang bisa sangat dekat dengan kita dan juga bisa sangat jauh dengan kita, ilmu yang sangat ringan atau bahkan ilmu yang sangat berat, ilmu yang bisa berguna bahkan juga bisa sangat membahayakan kita. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan maka dalam  mempelajari ilmu filsafat  harus ada adab yang harus di perhatikan. Orang yang memperhatikan tata cara disebut orang yang berdab dan sebaliknya adalah biadab atau orang yang tidak mempunyai tata cara.
Definisi filsafat dapat diartikan dengan berbagai hal tergantung dari letak yang dari kata filsafat itu di letakkan:
Adab- adab yang perlu di perhatikan dalam mempelajari filsafat:
1.             Filsafat itu tinggi, tetapi setinggi – tingginya filsafat tidak boleh lebih tinggi dari spiritual. (Spiritual harus lebih tinggi dari filsafat)
Ilmu olah pikir harus lebih rendah dari keyakinan, maka dalam mempelajari sesuatu maka hendaknya kita berdoa terlebih dahulu. Sebagai contoh  satu langkah berfilsafat maka sepuluh langkah berdoa. Jika kita memiliki pikiran yang berat maka hentikan sejenak dan berdoa. Filsafat bersifat universal.
2.             Filsafat bersifat hidup
Sebagai contoh adalah cinta yang tidak selesai dengan istri. Untuk mempelajari filsafat itu hidup kita menggunakan metode hidup, Untuk membuktikannya kita bisa melihat keadaan di sekitar kita. Dalam metode hidup ada hidup yang sehat dan ada hidup yang tidak sehat, ada hidup yang bahagia dan ada hidup yang tidak bahagia. Begitupun dalam berfilsafat ada filsafat yang bahagia dan ada filsafat yang rusak, hidup tidak sehat misalnya sakit, pulang tidak ketahuan, tergesa-gesa, terpaksa, memaksa, artinya tidak sehat. Orang yang sehat adalah orang yang beradap.
3.             Bahasa filsafat adalah bahasa analog
Bahasa analog dalam filsafat lebih tinggi dari sekedar  kiasan.  Contoh: hati sama dengan keyakinan, agama, dll. Objek yang di pelajarai dalam filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada, sebagai contoh yang mungkin ada bisa kita cari, dan yang ada bisa kita cari dari lingkungan yakni yang bisa, dilihat, didengar, dipikirkan.
Yang mungkin ada maksudnya adalah benda yang setiap saat mencarinya tetapi tidak memikirkannya atau dengan kata lain yang belum di ketahui dan yang ada adalah sesuatu yang sudah diketahui.
Metode hidup adalah belajar dari kata filsafat, filsafat artinya pola fikir dan referensinya adalah spiritual, jika diturunkan menjadi ilmu bidang dan referensinya adalah ilmu pintar, jika di turunkan lagi adalah kegiatan-kegiatan. Apa yang dipelajari dalam filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Dimana sesuatu itu ada? Sesuatu yang diketahui, yaitu yang bisa dilihat, disentuh dan dirasakan.  Dimana kita mencari yang mungkin ada?  Yang mungkin ada adalah yang belum diketahui.
4.             Orang berfilsafat harus membersihkan diri
Dalam mempelajari filsafat seseorang harus bersih dari segala sesuatu, atu harus berfikiran jernih, untuk berfikiran jernih maka badanpun harus jernih, tidak ada kebencian.
5.             Sopan santun dalam ruang dan waktu.
Maksudnya yaitu sopan santun terhadap yang ada. Salah satu bentuk menghargai tersebut adalah menyadari bahwa disebelah kita ada orang yang bisa rugi karena perbuatan kita.
Agar hidup bahagia maka hiduplah dengan seimbang dan harmoni, kuncinya adalah ikhtiar, usaha, dan keikhlasan, keikhlasan usaha dalam ikhtiar. Harus seimbang di kedua dunia yakni dunia dan akhirat. Maka ciri- ciri hidup yang sehat adalah seimbang. Dalam berfilsafat jangan berfikir  no way, karena itu bukan metode hidup. Yang dimaksud   metode hidup dalam berfilsafat adalah menghidupkan filsafat dalam diri sendiri. Sebenar – sebenar kita berfilsafat ketika ada interaksi dan refleksi.
Pertanyaan:
1.    

1 komentar:

  1. adab-adab dalam berfilsafat tersebut dilakukan saat perkuliahan filsafat, berarti harus membersihkan pikiran terlebih dahulu ya???

    BalasHapus